29 Desember 2007

Aburizal Bakrie Orang Terkaya Indonesia 2007

Aburizal Bakrie adalah seorang pengusaha dan menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahtraan Rakyat (menkokesra), sebelemunya beliau menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet Indonesia Bersatu yang di pimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Aburizal Bakrie lahir di Jakarta, 15 November 1946.

Bakrie menikah dengan Tatty Murnitriati. Mereka dikaruniai tiga orang anak yaitu Anindya Novyan Bakrie, menikah dengan Firdani Saugi, Anindhita Anestya Bakrie, menikah dengan Taufan Nugroho, dan Anindra Ardiansyah Bakrie

Lulusan Fakultas Teknik Elektro ITB (1973) ini, terpilih menjadi orang terkaya di Indonesia pada Tahun 2007 menurut versi majalah Forbes Asia. Kekayaan Aburizal Bakrie ditaksir sebesar US $ 5,4 milyar. Sebelumnya Aburizal Bakrie menduduki peringkat ke 6 orang terkaya di Indonesia.


Ical begitu Aburizal Bakrie disapa, pernah menduduki berbagai jabatan penting dalam perusahaan bakrie. Aburizal Bakrie pernah menduduki jabatan:

  • Komisaris Utama/Chairman, Kelompok Usaha Bakrie (1992 – sekarang)
  • Direktur Utama PT. Bakrie Nusantara Corporation (1989 – 1992)
  • Direktur Utama PT Bakrie & Brothers (1988 – 1992)
  • Wakil Direktur Utama PT. Bakrie & Brothers(1982 – 1988)
  • Direktur PT. Bakrie & Brothers(1974 –1982)
  • Asisten Dewan Direksi PT. Bakrie & Brothers(1972 – 1974)

Aburizal Bakrie pernah menerima beberapa penghargaan yakni:

  1. 1997 Penghargaan “ASEAN Business Person of the Year” dari the ASEAN Business Forum
  2. 1995 Pengharagaan “Businessman of the Year” dari Harian Republika
  3. 1986 Penghargaan “The Outstanding Young People of the World” dari the Junior Chamber of Commerce







Sumber:
http//www.detiknews.com (Rita Uli Hutapea "Aburizal Bakrie Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes") 29 Desember 2007 11:45 WIB

http//id.wikipedia.org (NN Aburizal Bakrie) 29 Desember 2007 11:55 WIB

13 Desember 2007

“The Doctor“ Valentino Rossi



Valentino Rossi lahir pada 16 februari 1979, di Urbino, Italia. Ia memenangkan GP pertamanya pada umur 17 tahun, titel kejuaraan dunia pertamanya pada umur 18 tahun, dan kejuaraan Motogp pertamanya pada usia 22 tahun. Putra dari mantan pembalap GP 250 cc Graziano Rossi dan Stefania Palma ini memegang banyak rekor dan prestasi yang diraihnya melampaui banyak seniornya. Ia kini membalap untuk Yamaha dan tinggal di London tengah.

Sewaktu kecil, ia hanya ingin jadi pembalap sepeda tercepat. Impiannya menjadi juara dunia. Tetapi, ia telah meraih lebih dari impian tertingginya: ia mendominasi berbagai kejuaraan, ia mematahkan lusinan rekor, ia mengoreksi batas kecepatan dalam dunia balap motor, dan ia menciptakan tren baru. Ia adalah dewa sirkuit motor, raja MotoGP, penguasa balapan motor.

Pada 2002, saat usianya baru 23 tahun, ia sudah mampu meraih sukses yang belum pernah dicapai siapa pun, memenangkan kejuaraan dunia untuk semua kategori : 125cc, 250cc, 500cc, dam MotoGP. Ia telah menang di level internasional dengan Aprilia, Honda, dan Yamaha.

Ia membalap dan hidup di luar nilai-nilai tradisi. Ia telah mengubah dengan cepat dunia balap motor, menjadi ikon dalam olahraga tersebut. Para pendukungnya mengikutinya di setiap sirkuit seolah ia adalah seorang rockstar.

Ia diidolakan oleh para gadis, para ibu, anak-anak dan orang dewasa, oleh para penggemar dan pengamat. Ratusan ribu pendukungnya berduyun-duyun memadati trek untuk mengikutinya. Jutaan lebih menontonnya di TV, di seluruh dunia.


Pada Mei 2005, ia menerima sarjana kehormatan di fakultas Sains Komunikasi dari Universitas Urbino di Italia. Kita layak berterimakasih atas keahlian berkomunikasinya yang hebat di mana ia telah berhasil dalam menembus batas-batas dunia balap motor.


Dalam karirnya sepanjang GP Rossi selalu memakai nomor 46, ia memakai nomor itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcard Jepang bernomor 46 di TV yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh Graziano Rossi, papanya ketika memenangkan lomba pertama dengan Morbidelli tahun 1979.
Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak mengikuti juara dunia-juara dunia sebelumnya yang memilih berganti nomor 1 setelah mendapatkan titel juara dunia.


Rossifumi Julukan Rossi yang diciptakan oleh temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang yang khas dengan rambut panjangnya, Norick Abe yang saat itu berumur 17 tahun dan dengan gigih bertarung dengan Michael Doohan dan Kevin Scwantz dikelas 500cc, karena nama asli pembalap Jepang itu Norifumi Abe maka Rossi dijuluki Rossifumi. Valentinik Julukan ini berasal dari tokoh kartun Daffy Duck yang menjadi superhero yang di Italia bernama Paperinik. Julukan ini dipakainya pada saat membalap di kelas 250cc.


The Doctor
Setelah naik ke kelas 500cc pada musim 2000 Rossi menjuluki dirinya dengan The Doctor karena membalap di kelas 500cc butuh keseriusan dan ia merasa dirinya bukan anak kecil lagi, selain itu ia juga menyukai ide sebagi illmuwan gila dan melakukan eksperimen edan, ia menganggap pantas memakai julukan itu setelah mendapatkan prestasi sebagai juara dunia.”Di balap 500cc kita tidak butuh superhero. Yang kita perlukan cuma tenang, kalem, dan pemikir seperti dokter,”ucapnya. Disamping itu, nama Valentino di Italia kebanyakan digunakan oleh para dokter.

Prestasi:

1985 Go-kart pertama.

1989 Debut balap karting 60cc.

1990 Juara kejuaraan karting regional 60cc, menang sembilan kali.

1991 Peringkat 5 di Kejuaraan Junior go-kart Italia ; pertama terjun dalam balapan minimoto.

1992 Juara Italian minibike Endurance.

1993 Peringkat 12 Italian 125cc Sport Production championship, dengan motor Cagiva.

1994 Juara Italian 125cc Sport Production, dengan motor Cagiva.

1995 Juara nasional Italia 125cc; peringkat 3 125cc Kejuaraan Eropa; peringkat 11 di Kejuaraan, Spanish Open 125cc semuanya dengan motor Aprilia.

1996 Peringkat 9 Grandprix 125cc, Scuderia AGV, peringkat 10 kejuaraan Eropa 125cc dengan motor Aprilia.

1997 Juara Dunia Grandprix 125cc, Nastro Azzurro Aprilia, Meraih 11 kemenangan dari 15 balapan, Termasuk menjuarai GP di sirkuit Sentul.

1998 Runner up Grandprix 250cc, Nastro Azzurro Aprilia.

1999 Juara Dunia Grandprix 250cc, Aprilia Grand Prix.

2000 Runner up Grandprix 500cc, Nastro Azzurro Honda.

2001 Juara Dunia Grandprix 500cc, Nastro Azzurro Honda.

2002 Juara dunia Motogp, Repsol Honda Team.

2003 Juara dunia Motogp, Repsol Honda Team.

2004 Juara dunia Motogp, Gauloises Fortuna Yamaha team.

2005 Juara dunia Motogp, Gauloises Yamaha team.



Sumber:

Otobiografi Valentino Rossi

http://id.wikipedia.org/wiki/Valentino_Rossi


01 Desember 2007

Cerita Tentang Fotografer Keliling


Bandung, 27/11/07. Seorang fotografer keliling mungkin tidak asing lagi dimata kita. Dengan peralatan fotografi seadanya fotografer keliling ini menawarkan jasa di tempat-tempat wisata atau mungkin berjalan dari satu tepat ke tempat lain untuk menawarkan jasa foto.

A. Toib Asgar yang sering ditsapa dengan A Toib, sudah lama berkecimpung menjadi fotografer keliling. Dia sudah menjadi fotografer keliling semenjak tahun 1968. Bila kita hitung sampai sekrang A. Toib telah menggeluti profesi sebagai fotografer keliling selama 39 tahun.

Sebelum menjadi fotografer keliling A.Toib sempat menggeluti beberapa profesi lain. A. Toib sempat menarik becak di kota bandung, pernah menjadi pedagang koran, dia pernah menjadi pedagang sayuran, kemudian dia juga pernah menjadi calo tiket bioskop. Namun tidak tau kenapa A.Toib suka dengan fotografi dan menetapkan langkah untuk menjadi fotografer keliling hingga sekarang.

Pada zaman sekarang orang harus bayar mahal untuk bisa menjadi seorang fotografer yang handal, namun berbeda halnya dengan A.Toib. A.Toib belajar fotografi dengan otodidak. A.Toib tidak pernah mengikuti pelatihan atau sekolah apapun yang berhubungan dengan fotografi. A toib belajar sendiri dan dengan melihat orang lain dia bisa mengais rejeki dari hasil jepretannya.

Kamera pertamanya didapat dari hasil arisan. Dari hasil arisan dia bisa membeli kamera pertamanya dengan harga Rp. 26.000. Harga yang mahal pada 39 tahun yang lalu. Setelah itu dia bisa mengumpulkan uang dam bisa membeli kamera Nikon FM 10. yang masih dipakai hingga sekrang. Karena ketekunannya ia mendapat hadiah dari Jonas Foto (salah satu studio foto ternama di Bandung). Hadiah tersebut berupa sebuah kamera saku digital. Denga demikian A.Toib sudah bisa melayani bila ada orang yang difoto dengan kamera digital. Paling tidak A.Toib bisa berbangga hati karena memiliki kamera digital.

Dalam perjalanannya sebagai fotografer keliling A.Toib mendapat banyak sekali pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan. A.toib mengaku, pada jaman dulu dia sering memotret artis-artis terkenal. Dia sering mendokumentasikan artis-artis dangdutn yang sedang manggung di Bandung. Dengan rasa bangga dia menyebutkan pernah memotret raja dangdut yang tersohor yaitu Roma Irama, ketika manggung di Bandung.

Sebagai fotografer keliling juga A.Toib memiliki segudang suka dan duka. Sukanya kalau “kalau saya dapat obyekan gede,” kata A.Toib. Dukanya jika cuaca hujan, karena tidak ada orang yang mau difoto dan mengurangi penghasilan A.Toib. Selain itu dia juga pernah ditipu orang. Ketika A.Toib mencetak foto, klien A.Toib tiba-tiba pergi tidak tau kemana, dan kebetulan kliennya belum membayar biaya cetak A.Toib, sehingga A. Toib merugi pada waktu itu. Tapi sekrang dia menyuruh orang untuk membayar terlebih dahulu sebelum fotonya di cetak. Jadi A.Toib tidak akan merugi lagi.

Pendapata A.Toib sebagai fotografer keliling juga tidak menentu. Untuk satu frame foto dia dibayar sekitar Rp. 5000 sampai Rp. 10.000. dalam satu hari dia bisa saja dapat Rp. 100.000, jika ada yang mencetak 10 foto. Namun kadang-kadang dia tidak pernah tidak mendapatkan sedikit uang pun.

Selama 39 Tahun sebagai fotografer keliling tidak ada perkembangan yang berarti dlam usaha fotografinya. Dia ingin membuka usaha fotografi yang besar tapi, karena membutuhkan modal yang besar dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menelusuri jalan dan menawarkan jasa fotografi. Sekrang dia hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk memberikan modal usaha kepada dia.

Sekarang dia sudah berumur 64 tahun dan mungkin tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi dan mungkin tenaganya untuk berjalan menelusuri jalan-jalan kota. Namun, walaupun demikian dia sudah berhasil menghidupi keluarganya dari fotografi. Dia membesarkan ketujuh orang anaknya, lima belas cucu, dan satu buyut. Dan dia tetap setia dengan pekerjaannya dan tidak mau berpindah menjadi profesi lain. Sebab sekrang dia sudah malas untuk memulai profesi lain, mungkin disebabkan oleh umur yang semakin tua.

A.Toib juga berpesan kalau kebodohan membawa sengsara. Karena orang bodah sering ditipu orang. A. Toib adalah merupakan orang yang tidak pernah mengecap pendidikan. SMP saja dia tidak lulus. Namun dia bisa mempelajari sebua keahlian sehingga dia bisa mendapatkan uang dan bisa membiayai anggota keluarganya yang lain.

By: Saul Goorkey